Sukses Bekerja Dengan Mengawali Dari Akhir



Oleh : Adi Supriadi, MM

Kita sering mendengar Kalimat “Sumber Daya” akar katanya ada pada “Daya”, Maka dari kata Daya ini akan muncul istilah “Daya Upaya” Daya bisa bermakna Kekuatan atau Kemampuan atau Skill, Sehingga Sumber Daya yang melakukan Daya Upaya adalah Pusat Kemampuan yang memaksimalkan kemampuannya, sehingga Daya akan memunculkan istilah lain lagi seperti Daya Fikir, Daya Fisik, Daya Mental dll. Setiap orang bekerja biasanya melakukan Daya Upaya.

Dari setiap kemampuan yang dimaksimalkan seharusnya meningkatkan Output (Hasil), bertambahnya Nilai, Bertambahnya suatu nilai (Added Value) itu dalam Islam disebut Berkah, Berkah atau Keberkahan itu dimaknai bertambahnya Sebuah nilai dari kemampuan yang Dimiliki, misalnya : Kapan Harta itu disebut berkah? Ketika Harta yang dimiliki itu memberikan tambahan “Nilai” pada orang yang memilikinya, Kapan Suami disebut Berkah untuk istrinya? Ketika Sang Suami memberikan nilai tambah kepada istrinya, hal ini bermakna “Bukan Sekedar Menjadi Suami”, Sama halnya kapan Seorang Karyawan disebut Berkah? Atau Kapan Seorang karyawan disebut bertambah Nilai tambahnya bagi perusahaan? Ketika Sang Karyawan dengan kehadirannya Perusahaan bertambah maju dan berlipat ganda apa yang didapatkan bukan karyawan yang sekedar menyelesaikan pekerjaan berdasarkan Jobdesknya.

Seorang Pakar Amerika menyebutkan 7 Kebiasaan Positif dalam merancang kesuksesan itu adalah “Memulai Dari Akhir” dan “Mengakhiri dari Awal” dan hal ini pula yang pernah disampaikan BJ Habibie kepada para Capres Indonesia pada tahun 2014 lalu.

Apa makna “Mengawali dari Akhir”, Keberkahan atau bertambahnya suatu Nilai itu berawal dari tujuan akhir dari setiap “Daya Upaya”, Apa akhirnya? Atau Apa Endingnya? Bagi seorang Muslim Akhir dari sebuah perbuatanya adalah Pertanggungjawaban kepada Allah Swt. Dengan harapan Allah Swt menerima perbuatan baiknya dari setiap daya upaya yang dia lakukan maka dia akan memulai segala sesuatu dengan benar. Mengapa? Karena dia mengerti akhir dari perbuatanya akan kemana?

Hal inipun sudah Allah Swt nyatakan dalam Al-Qur’an QS. Ad-dhuha “ Sesungguhnya Akhir itu lebih baik dari Permulaan”, Makna bahwa Setiap orang harus mengawali pekerjaannya dari akhir apa yang akan terjadi jika dia melakukanya, bagaimana pertanggungjawabannya kelak, atau setidaknya bagaimana pertanggungjawabannya kepada atasanya. Baik apakah itu hanya dalam urusan dunia terlebih lagi dalam urusan Akhirat.

Jika diterapkan dalam dunia Profesional, Saya mau bertanya : Apa hasil akhir dari setiap pekerjaan seorang Karyawan? Maka jawabannya adalah : REPORT. Maka Prinsip “Mengawali dari Akhir” adalah Mulailah dengan bertanya : Pekerjaan apa yang harus Saya laporkan Kepada Perusahaan Hari ini?, Sehingga lembaran yang pertama kali dibuka adalah Daily Report atau Weekly Report, Sehingga dia mengerti bahwa Pekerjaan apa yang terpending, pekerjaan apa yang harus diteruskan, Pekerjaan apa yang harus dikonsultasikan, Pekerjaan apa yang penting dan yang belum penting untuk dikerjakan. Dengan demikian maka dia sukses melalui hari dengan keberkahan (Bertambahnya Nilai).

Dengan cara “Mengawali dari Akhir” atau istilah Profesionalnya itu disebut REPORT maka seorang Karyawan akan banyak menyelesaikan tugas-tugasnya, seperti halnya ketika seorang Hamba menyadari akhirnya dia hidup itu kemana? Maka Dia akan berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik kepada Allah Swt. Maka kemudian Islam mengajarkan tentang ini didalam Al-Qur’an dengan Firman Allah Swt “Jika Kamu telah Selesai mengerjakan Suatu pekerjaan maka Kerjakanlah Pekerjaan yang berikutnya, dan kepada Tuhanmulah Kamu Berserah diri”. Didalam Buku “Smart Worker”, Penulis menyampaikan satu Quote penting bahwa  Hakikat Bekerja adalah Bukan Berapa banyak yang Anda kerjakan tetapi berapa banyak yang Anda selesaikan dan ini selalu disampaikan dalam setiap kesempatan mengisi Training.

Sukses bekerja dengan mengawali dari Akhir pula menegaskan bahwa tidak penting bagaimana Anda memulai tetapi lebih penting bagaimana Anda mengakhiri, Tidak penting bagaimana Anda dulu tetapi lebih penting bagaimana Anda nanti, Tidak penting bagaimana Anda dilahirkan, Tetapi lebih penting bagaimana Anda mati, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu memikirkan kematian dan mempersiapkan bekal untuk hidup setelah kematiannya”. Wallahu ‘alam.

 

-------------------------

Penulis adalah Pengarang Buku “Smart Worker”, Coach dan Motivator. Kandidat Doktor Ilmu Manajemen UNPAS Bandung. Saat ini beraktifitas sebagai Praktisi Human Resources di PT Hitachi Power Systems Indonesia.

Posting Komentar

0 Komentar