Ida Farida (paling kiri) |
Minat masyarakat untuk melaksanakan umrah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan perhitungan statistika Kemenag, tercatat rata-rata 195 orang terbang ke Arab Saudi setiap harinya. Jumlah ini diprediksi semakin banyak menjelang bulan ramadhan, awal idul fitri, hari besar agama Islam dan hari libur sekolah.
Hal ini dapat memberikan tanda bahwa kemampuan masyarakat secara ekonomi semakin meningkat ditambah pemahaman tentang pentingnya berumrah.
Tentu saja ini menggembirakan. Setelah menjalankan umrah, seseorang diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas spiritual pribadi dan masyarakat sekitar.
Itu pula yang ingin dicapai oleh Ida Farida Syamsyuddin, wanita kader penggerak PKK Provinsi Jabar, yang baru saja pulang umrah awal Mei lalu. Menurut pengisi Majelis Talim Hijabers Mom Comunity ini, hikmah umrah itu ada dalam satu paket yang tidak dapat dipisahkan, yaitu ketika sebelum umrah, saat umrah dan setelah umrah.
Ditanya tentang maraknya biro perjalanan umrah yang menawarkan berbagai fasilitas lengkap, Ida berpendapat bahwa itu boleh saja asalkan kemudahan fasilitas tersebut ditujukan untuk kekhusyuan ibadah semata. Hotel dekat dengan masjid supaya lebih baik kualitas dan kuantitas ibadahnya. Ia menambahkan
pada dasarnya umrah adalah menjadi tamu Allah. Ida teringat pada kerabatnya yang seorang anggota DPR yang mengurusi urusan haji pernah membagi pengalamannya ketika berhaji dan memantau penyelenggaraan haji, namun sekaligus juga menjadi tamu kenegaraan. Di Saudi itu mereka sangat memuliakan tamu, maka sebagai tamu negara otomatis mendapatkan fasilitas terbaik dari kerajaan Saudi. Namun menjadi tamu kenegaraan itu tidak lebih baik dari menjadi tamu Allah. Menjadi tamu Allah jauh lebih baik.
Untuk mencapai umrah yang mabrur, Ida merujuk pada sumber pedoman seorang muslim yaitu Quran dan Hadits, bahwa bekal yang utama untuk berumrah adalah bekal taqwa. Tujuannya agar menghambakan diri kepada Allah SWT. Karena kalau tidak memiliki bekal, dia akan meminta -minta kepada orang lain.Hal ini dapat berakibat seseorang menundukkan dirinya kepada sesama makhluk.
Perihal syukuran menjelang pergi umrah yang seringkali menjadi keharisan,Ida berpendapat bahwa
haji adalah syiar artinya boleh memberitahukan kepada orang lain dalam rangka Syiar Islam. Namun segala ibadah baru diterima oleh Allah apabila dilakukan semata karena Allah, atau ikhlas.(Emily)
0 Komentar