pksbandungkota.com - “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi dan disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran 133)
Begitu banyak motivasi untuk memperoleh surga yang dapat kita temukan di lembaran-lembaran surat cinta-Nya pada kita. Al-Qur’anul karim. Atau, tengoklah ke sirah Rasulullah SAW dan para shahabat yang telah menggoreskan tinta emas karya-karya mereka di hadapan Allah.
Mereka begitu menginginkan untuk bertemu dengan Rabb-nya dalam jannah-Nya. Tarbiyah yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para shahabat mampu menghadirkan surga dalam keseharian mereka. Surga begitu jelas dan nyata di hadapan mereka dan mereka tahu betul apa yang mereka inginkan dalam hidup ini. Sehingga, terkadang kita akan tercengang ketika mengikuti lembaran perjalanan hidup mereka. Tercengang dengan amalan-amalan mereka yang tak biasa kita lakukan saat ini. Tercengang dengan amalan-amalan luar biasa yang mereka berikan pada Din ini. Ternyata, hamasatul jannah memberikan energi luar biasa untuk melahirkan amalan-amalan yang luar biasa pula. Kejelasan akan surga dalam benak akan memberikan gambaran nyata akan apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita menghadapi setiap peristiwa yang datang pada kita.
Surga seakan-akan begitu dekat dengan Rasulullah dan para shahabatnya. Ketika dihadapkan dengan perang, saat musuh yang akan dihadapi begitu banyak dengan kekuatan besar, mereka tidak melihat kesengsaraan yang akan dihadapi. Yang mereka lihat adalah ajang untuk mempersembahkan diri untuk kejayaan Islam. Mereka mencium wangi surga dalam peperangan.
Saat Bilal disiksa dengan begitu kejamnya demi mempertahankan ke-Islamannya, ia tidak melihat kematian sia-sia yang akan menjemputnya. Yang ia lihat adalah keindahan Islam yang sesungguhnya.
Apa yang kita rasakan saat melihat Hamzah bin Abdul Muthalib di akhir hidupnya? Apakah ia menderita? Wafat dalam kondisi yang menyayat hati? Mungkin itu yang kita rasakan. Tetapi, bisa jadi, itulah yang diinginkan oleh Hamzah. Begitulah caranya mencintai Rabb-nya. Dengan tadhiyah yang luar biasa.
Apa yang kita rasakan saat melihat Hamzah bin Abdul Muthalib di akhir hidupnya? Apakah ia menderita? Wafat dalam kondisi yang menyayat hati? Mungkin itu yang kita rasakan. Tetapi, bisa jadi, itulah yang diinginkan oleh Hamzah. Begitulah caranya mencintai Rabb-nya. Dengan tadhiyah yang luar biasa.
Yah. Hamasatul Jannah akan memberikan energi besar bagi para pemburu surga untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak masuk akal bagi kita. Bagaimana seorang Abu Bakar r.a mampu memberikan seluruh hartnya untuk jalan dakwah? Apakah ia tidak khawatir akan kehidupan keluarganya kelak? Seorang ‘Ali yang berani menggantikan Rasulullah saat beliau hijrah. Apakah ia tidak khawatir akan keselamatan dirinya?
Itulah kekuatan iman. Kekuatan iman yang lahir dari aqidah yang mantap. Kepribadian yang kokoh karena ditempa tarbiyah.
Merekalah pemburu surga yang sesungguhnya. Merekalah pecinta Rabb-nya. Merekalah pecinta sejati.
Bagaimana dengan kita saat ini? Ketika kita berkata kita mencintai Allah dan Rasul-Nya, apakah itu sudah berarti kita mengamalkannya dalam setiap sisi kehidupan kita? Ketika kita berkata bahwa kita adalah pemburu surga, apakah amalan-amalan menuju surga telah kita lakukan untuk menghiasi keseharian kita?
Bagaimana dengan kita saat ini? Ketika kita berkata kita mencintai Allah dan Rasul-Nya, apakah itu sudah berarti kita mengamalkannya dalam setiap sisi kehidupan kita? Ketika kita berkata bahwa kita adalah pemburu surga, apakah amalan-amalan menuju surga telah kita lakukan untuk menghiasi keseharian kita?
Bisa jadi, kita tak mampu menghadirkan amalan luar biasa karena kita belum memperoleh gambaran jelas mengenai apa yang kita inginkan. Saat menginginkan surga, apakah kita sudah memperoleh ilmu tentang surga? “Kalau memang benar-benar menginginkan surga, udah tau bagaimana surga itu? Udah pernah baca buku yang membahas tentang surga?”.
Yah. Bagaimana kita mampu memberikan pengorbanan dan amalan luar biasa ketika kita tidak mengetahui persis apa yang kita inginkan.
Hadirkan surga dalam benak, maka akan engkau dapati amalan-amalanmu menujunya. Namun, jangan lupa untuk menghadirkan pula neraka untuk membuatmu takut melakukan kemaksiatan-kemaksiatan pada Rabbmu. Hadirkan kekaguman pada Sang Khaliq, maka akan kau dapati dirimu mulai mencintai-Nya dan melakukan amalan-amalan yang dicintai-Nya. Insya Allah. (Inggi)
0 Komentar