|
ilustrasi penyesalan |
Para
pembaca sekalian, penulis tiba-tiba teringat akan suatu ayat dalam
Qur'an yang membuat bulu kuduk merinding dan keringat pun tak sadar
menetes di sekitar dahi. Ayat yang membuat diri ini semakin khawatir
akan keselamatan diri di akhirat nanti. Ternyata memang benar saat kita
masuk Islam, kita tidak bisa masuk setengah-setengah, kita harus masuk
secara menyeluruh.
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara
kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan
karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.”
[Al-Baqarah : 208]
Mengapa? Karena segala
kebaikan yang kita lakukan itu masih mempunyai potensi untuk Allah tolak
dan pada akhirnya tak tercatat sebagai amal kita. Bahkan kalau kita
kaji, ternyata dosa itu akan lebih mudah di terima dibanding amal baik
kita.
Maka dari itu, Allah pun sudah memberikan keringanan
pada kita, jika kebaikkan sudah diniatkan maka kita dapat pahala akan
niat kita dan jika kita melakukannya maka kita akan dihitung 2 pahala,
namun jika amal buruk di niatkan, itu belum di itung dosa, namun akan
dihitung dosa saat amal buruk itu kita lakukan, betapa Allah SWT begitu
baik dan begitu
fair dalam qur'an Nya. Segala sebab-akibat Dia
paparkan, dan tak ada lagi alasan bagi kita di akhirat nanti bila
jawaban kita "tidak tahu".
Maka dari itu mengapa niat di bahas
di hadist ar ba'in pertama pun, karena ternyata semua orang di beri
pahala tergantung niatnya, meskipun amalan kita baik namun saat kita
menjalankannya tidak ikhlas, maka amalan itu bagaikan debu yang
berterbangan di akhirat nanti.
Jangan sampai kita hanya mendapat lelah nya, dan ternyata amalan yang kita lakukan tidak berharga sam sekali.
Maka
dari itu, masih ada kesempatan, kita perbaiki niat kita. karena saat
kita masih diberi waktu menyapa mentari pagi, maka disanalah kesempatan
yang telah Allah SWT berikan pada kita.
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."
(QS. Al Furqaan :23)
(Ipah)
0 Komentar