Tafsir Kemenangan Brasil di Langit Indonesia


Jum'at (13/6) lalu, sebuah perhelatan sepakbola akbar yang ditunggu dunia dibuka secara resmi. Sebagai tuan rumah, Brasil harus menjamu Kroasia pada laga pertama. Jadilah seragam kuning-hijau dan kotak-kotak merah menyapu rata lapangan utama di Zagreb, bahkan hingga ke seluruh kursi penonton.

Laga pertama memang tak pernah mudah. Tekanan amat besar tentu dirasakan kedua tim. Inilah mengapa pertandingan ini menjadi pertandingan yang amat ditunggu-tunggu oleh penggemar bola seluruh dunia. Uniknya, laga akbar ini di Indonesia, bisa dikatakan sama menariknya dengan hajat besar rakyat Indonesia, Pemilu Presiden 2014. Memang jika kita amati pemberitaan di televisi, traffic berita mengenai kedua topik ini seimbang.

Drama pertarungan antara Brasil melawan Kroasia menjadi perbincangan banyak orang. Bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan banyak babak-babak tak terduga yang terjadi. Dimulai dari hadiah gol bunuh diri Brasil bagi Kroasia di menit-menit awal pertandingan. Benar-benar sebuah kejutan, mengingat Brasil adalah tuan rumah yang telah mempersiapkan segala sesuatu demi perhelatan akbar ini, justru berbaik hati memberikan keunggulan di kubu lawan. Selanjutnya, tekanan demi tekanan diterima Brasil. Baru beberapa menit berjalan setelah itu, salahsatu pemain terbaiknya, Neymar justru dihadiahi kartu kuning akibat pelanggarannya. Hingga babak pertama berakhir, hanya kesamaan kedudukan yang berhasil dicapai Brasil.

Penantian cukup lama harus diterima oleh Brasil hingga pada pertengahan akhir babak kedua, Neymar sang 'Man of The Match' menuai gol yang membuat Brasil unggul atas Kroasia. Sementara performa tim lawan terus menurun, tim Samba justru semakin memperketat pola permainan. Pada menit-menit pertambahan waktu, justru kemenangan semakin terasa manis bagi Brasil. Skor 3:1 pun menjadi bekal bagi Brasil melaju ke babak-babak kemenangan berikutnya.

Pertandingan Brasil vs Kroasia ini, agaknya menjadi fenomena menarik bagi peminat bola Indonesia. Kemenangan Brasil ini ditafsirkan oleh sejumlah pengguna media sosial sebagai analogi pilpres di Indonesia. Menarik. Babak-babak yang terjadi memang mirip dengan perjalanan pilpres. Mulai dari gol bunuh diri Brasil, oleh beberapa orang ditafsirkan serupa dengan "gol bunuh diri" Prabowo atas kemenangan Joko Widodo pada Pilgub DKI Jakarta. Mengapa dikatakan gol bunuh diri? Tentu, karena sosok yang tadinya diorbitkan oleh Prabowo justru melenggang maju menjadi pesaingnya. Kejadian yang sungguh di luar dugaan, mirip dengan tidak terduganya kejadian gol bunuh diri Brasil untuk Kroasia. Majunya kedua tokoh ini dalam ajang pilpres, -selanjutnya- dianggap sebagai tafsir dari dari skor 1:1 yang bertahan hingga akhir babak pertama.

Mengenai kemenangan Brasil atas Kroasia di akhir-akhir pertandingan, dianggap juga oleh sejumlah orang sebagai tafsir keunggulan Prabowo atas Joko Widodo. Namun, tentu kita belum bisa memastikan hal ini. Karena menit demi menit "babak kedua" masih terus berjalan. Puncaknya akan kita saksikan setelah pemungutan suara 9 Juli mendatang. Pertanyaannya hanyalah, dapatkah Prabowo belajar dari kemenangan Brasil ini dan membalik keadaan menjadi 3:1? Mampukah Prabowo menekuk lawannya seperti Tim Samba menekuk Tim Kotak-kotak? Kita lihat saja nanti! (RD)

Posting Komentar

0 Komentar