Merevisi Paradigma Upaya Perlindungan Anak


"Paradigma perlindungan anak semestinya diutamakan upaya preventif, tanpa meninggalkan (upaya) kuratif dan rehabilitatif" ungkap Ledia Hanifa, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS di laman akun sosial medianya kemarin (10/6) pagi. Ia mengungkapkan betapa perlunya perubahan pola berfikir seluruh elemen bangsa dalam hal perlindungan anak.

Menurut Ledia, upaya preventif (pencegahan) adalah bentuk keseriusan melindungi anak, menciptakan iklim perlindungan anak yang memfasilitasi perkembangan anak dalam hal fisik, psikis, akal, mental hingga religiusitasnya. Disini peran orangtua amat penting. Karena lingkungan tempat anak berkembang pertama kali adalah keluarga. Ledia juga menuturkan, orangtua sedianya memerlukan fasilitas pendidikan yang baik sebelum mengasuh anak. Di Jepang, setiap anak yang dicatatkan kelahirannya akan memperoleh sejumlah buku terkait pendidikan anak. Disini, menurut Ledia, adalah posisi kementrian agama untuk berperan.

Elemen bangsa berikutnya yang disebut Ledia penting dalam upaya perlindungan anak adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud dengan segala perangkat kebijakan dan programnya harus mampu memastikan kualitas guru dalam mendidik anak. Bukan hanya soal kapasitas keilmuan, tapi juga kepribadian. Karena segala yang dilakukan guru mau tidak mau direkam anak sebagai perilaku yang pantas dilakukan.

Dalam memandang upaya perlindungan anak ini, Ledia menekankan perlunya kerjasama dari semua elemen bangsa. Tak hanya tataran kebijakan yang penting, tapi harus sampai kepada implementasinya. Menurutnya, upaya preventif ini lebih prioritas, mengingat upaya lainnya yang memerlukan lebih banyak komponen pendukung yang kuat. Upaya kuratif hanya dilakukan setelah adanya pelanggaran pada perlindungan anak tidak akan menyelesaikan trauma yang dialami anak. Upaya rehabilitasi sekalipun terkadang tidak mampu menghilangkan keseluruhan memori buruk yang pernah dialami anak.

Terakhir, Ledia mengajak seluruh elemen masyarakat bekerja bersama-sama mewujudkan piranti perlindungan anak yang kokoh. "Mari kita mulai merasakan bahwa anak Indonesia adalah anak kita. Yang harus kita didik, kita beri contoh dengan perilaku baik dan kita sayangi." (RD)

Posting Komentar

0 Komentar