Ramadhan sudah dekat. Kurang lebih 66 hari lagi kita akan menemui bulan penuh berkah tersebut. Sudahkah kita mempersiapkan perbekalan terbaik?
Ramadhan adalah bulan dari segala bulan. Begitu istimewanya keberadaannya, hingga Rasulullah SAW menyatakan bahwa 'Seandainya ummat ini memahami keistimewaan Ramadhan, niscaya mereka akan meminta semua bulan menjadi bulan Ramadhan' (Hadits). Ramadhan tentu merupakan bulan yang dinanti-nantikan oleh umat muslim. Pasalnya, nyaris hanya pada bulan tersebut kita bisa menyaksikan berbagai keindahan dan kedamaian di sekitar kita. Bagaimana tidak? Jika berbulan-bulan lamanya kita hanya bersilaturahim sesekali saja, di bulan Ramadhan ini bahkan kita bisa shalat di masjid yang sama dengan saudara-saudara sesama muslim. Sungguh fenomena yang tiada dua, dimana silaturahim dan ukhuwah tumpah ruah disana.
Selain menyuguhkan fenomena sosial yang tak ada dua, Ramadhan pun menyediakan limpahan bonus bagi pribadi manusia, mulai dari rahmat, ampunan, hingga turunnya malam yang nilainya ibarat seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadr. Tentu kita tidak mau bukan jika sampai harus kehilangan kesempatan yang hanya datang satu kali dalam satu tahun tersebut? Untuk itu, mari kita periksa kembali, apakah persiapan kita sudah cukup untuk sampai pada bulan penuh berkah itu.
Diantara hal yang diutamakan dalam mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan adalah berdo'a kepada Allah SWT agar usia kita disampaikan pada bulan Ramadhan. Berikut bunyi do'a tersebut
”Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadhan dan serahkan Ramadhan kepadaku dan Engkau menerimanya kepadaku dengan kerelaan”. Atau yang lebih sering kita dengar yaitu :
”Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. Do'a ini memang umumnya dilafalkan setelah kita memasuki bulan Rajab, yang sebentar lagi akan kita masuki.
Hal berikutnya adalah, periksa kembali
apakah kita sudah menyelesaikan piutang puasa kita di tahun yang lalu? Karena bisa saja kita mengalami beberapa halangan yang menyebabkan kita tidak bisa berpuasa, seperti sakit, melahirkan, menyusi atau menstruasi bagi perempuan. Kewajiban mengganti puasa ini harus ditunaikan selambat-lambatnya bulan Sya'ban. Jika seseorang menyengaja menunda penggantian puasanya tanpa uzur maka hukumnya adalah dosa.
Setelah semua piutang terbayar, jangan lupa mempersiapkan ilmunya. Dalam hal ini yaitu fikih puasa, seperti tata cara/rukunnya, hal-hal yang dapat membatalkannya, dsb. Untuk hal ini kita dapat membaca berbagai sumber buku fikih yang membahas mengenai ibadah puasa. Meskipun terdengar sederhana, namun hal ini merupakan perkara wajib. Karena syarat diterimanya sebuah amal diantaranya adalah ilmu yang benar.
Jangan lupa persiapkan juga fisik dan finansial. Karena puasa di bulan ramadhan menuntut tubuh yang fit dan kesiapan mempersiapkan makanan terbaik. Setelah semuanya siap, mari kita lanjutkan dengan memperbanyak puasa di bulan Rajab dan Sya'ban. Hal ini disunnahkan Rasulullah SAW agar tubuh lebih terbiasa ketika menemui ramadhan. Terakhir, jangan lupa mengajak sahabat, kerabat, dan saudara untuk meramaikan penyambutan Ramadhan dengan mengadakan atau mengikuti Tarhib Ramadhan, agar syiar islam melalui bulan Suci tersebut dapat tersebar dengan luas.
(RD)
0 Komentar