Menuai Hikmah QS.Al-Insyirah : 5-8

Bismillahirrahmanirrahim. 
Insya Allah dalam artikel kali ini kita akan sedikit membahas hikmah di balik QS.Al-Insyirah : 5-8.

Bunyi ayatnya adalah :
Fa inna ma’al ‘ushri yushron (Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan)
Inna ma’al ‘ushri yushron (Bersama kesulitan ada kemudahan)
Fa idza Faraghta Fanshob (Maka jika kamu telah selesai dalam suatu urusan, bersungguh-sungguhlah untuk urusan yang lain)
Wa ilaa rabbika farghab (Dan hanya kepada Allah-lah kamu berharap)

Sebelumnya dalam ayat ke 1-4 Allah telah memfirmankan bahwa Allah telah melapangkan dada Rasulullah SAW, karena beratnya penderitaan yang dialami beliau SAW selama menda’wahkan islam. Bunyi ayat sebelumnya adalah

  1. Wahai Muhammad, bukankah Kami telah menjadikan dadamu lapang?
  2. Kami telah meringankan bebanmu
  3. yang memberati pundakmu
  4.  Dan Kami muliakan nama baikmu
Hal ini menceritakan bahwa penderitaan yang paling berat dalam menyiarkan kebenaran dialami oleh para Rasul. Maka Allah berikan berita gembira dengan melapangkan dada para Rasul, serta memuliakan namanya. Namun, Allah Maha Mengetahui bahwasanya perjuangan Rasulullah SAW memang begitu berat, sehingga Allah lanjutkan pada ayat berikutnya yang sedang kita bahas saat ini.

Dalam ayat ke 5 dan ke 6 QS. Al-Insyirah jika kita amati, kata “al-‘ushri” yang berarti kesulitan. Kata ini diulang dalam dua kalimat menegaskan bahwa adanya kesulitan itu tidak banyak sesungguhnya. Kesulitan yang ada hanyalah hal-hal yang sama (sehingga disebut dengan kata dalam bahasa Arab menggunakan kata “Al”). Sementara kata “Yushron” tidak diberikan awalan “Al”, yang berarti kemudahan yang Allah berikan tidak sama dalam setiap keadaan. Allah menyediakan berbagai kemudahan bersamaan dengan adanya kesulitan. Luar biasanya lagi, Allah memilihkan kata “Ma’al” sebelum “Al-Ushri” dan “Yushron”, yang artinya adalah “bersama”, sehingga Allah menegaskan kembali bahwa setiap kesulitan selalui dibersamai dengan kemudahan. Tidak lama setelah kesulitan pasti Allah beri kemudahan.

Pada ayat berikutnya Allah memerintahkan kepada manusia untuk tidak berhenti berusaha. Setelah usai satu pekerjaan maka segera bersungguh-sungguh kembali mengerjakan pekerjaan yang lain. Maka dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa bekerja dan terus berusaha adalah sesuatu yang disukai Allah. Maka tidak ada kata berhenti dalam berdakwah. Tidak ada kata berhenti dalam membantu sesama manusia. Begitu juga Allah memerintahkan kepada Rasul SAW untuk tidak berhenti dan menyerah dalam dakwah dan menyeru kepada manusia.

Terakhir, Allah menutup QS.Al-Insyirah dengan kalimat “Dan hanya kepada Allah-lah kamu berharap.” Ini menjadi kalimat pamungkas yang menyimpulkan bahwa, dalam setiap usaha baik terasa sulit maupun ringan, baik dalam keadaan dilanda kesulitan maupun sedang dalam kemudahan, kita diperintahkan untuk senantiasa hanya berharap kepada Allah. Karena tidak ada kesulitan yang mampu menyentuh kita tanpa izin Allah, begitu juga tidak ada kemudahan yang datang tanpa izin dari Allah SWT.
 
Dari keseluruhan pembahasan di atas, semoga kita bisa mengambil teladan dan pelajaran dalam berusaha di kehidupan ini. Sesungguhnya tidak ada perjuangan yang mudah. Tapi juga tidak mungkin kesulitan terus menimpa kita tanpa henti. Selalu ada kemudahan dalam setiap kesulitan. Barangsiapa yang tidak berhenti berusaha, dan berharap hanya kepada Allah, Insya Allah akan memperoleh kemudahan dalam hidupnya. Wallahu a’lam. (RD)

Posting Komentar

0 Komentar