Penting Untuk Timses Caleg : Cara Efektif Pasang Atribut Kampanye


Cara Efektif Pasang Atribut Outdoor
Untuk Caleg dan Partai



Teknik meningkatkan visibility atribut kampanye, strategi agar ‘atributisasi ber-impactsecara optimal’. Berharap ilmu dari aplikasi di industri periklanan retail ini applied, memperkaya untuk kerja-kerja dakwah kita melalui media. Diawali sebuah tanya:“Apakah atributisasi pemenangan yang kita lakukan adalah upaya acak atau telah terarah dan terencana?” 

Kemarin kita bahas “cara melawan” melalui sosial media. Malam ini tentang “operasi media non-digital”. Masing-masing ada best practise-nya. Bukan saja kerja media menghadapi kompetitor, bahkan di internal ada kerja-kerja berebut ‘panggung’ danspace iklan. Kita akan kupas media non-digital, karena kerja-kerja kita bagaimanapun adalah kerja ‘integrasi’ digital dan konvensional.

Perencanaan yang baik mulai DESAIN, PRODUKSI dan TITIK PEMASANGAN (PLACEMENT) akan mengoptimalkan hasil. Kita bahas meningkatkan visibility melalui atribut luar ruang atau OOH (Out of Home) promotion. Selanjutnya kita akan sebut OOH. Target OOH adalah “awareness” (nyadar/ ngeh) hingga ke “call to action” (milih/gabung). Tergantung SCP. Apa tuh?

Di awal kita akan kenalan dulu dengan istilah seputar media iklan, jenis OOH dan sizenya, target dan psikologis pasar. Maaf twitnya selalu bermula dari pijakan/ fundamental dulu, gabungan teori dan praktek, supaya lebih tajam dan manfaat.  Sebelum jauh, kita bahas apa itu VISIBILITY dan AVAILABILITY serta POPULARITAS dan ELEKTABILITAS.

VISIBILITY yang sedang kita bahas, jika dihubungkan dengan tahapan kampanye adalah fase membangun popularitas dan branding. Satu tahap sebelum elaktibilitas. Selain visibility ada hal lain yaitu availability, operasi “darat” bertujuan untuk pastikan keterpilihan/ elaktibilitas.

AVAILABILITY adalah kerja-kerja direct ke pemilih dan simpul massa. Eksisnya caleg adalah secara fisik, tatap muka, saling sapa. Ada target kampanye yang hanya bisa dimenangkan dengan kehadiran caleg dan kader. Keluarga, komunitas, ormas dll. Ini bab lain. Availability berkaitan dengan program/ offering/ ‘kontrak sosial’ dengan massa. Caleg dan parpol harus eksis di tengah pemilih.

Perencanaan dan pilihan yang tepat untuk SIZE, CONTENT, PLACEMENT (disingkat SCP) OOH akan menghemat biaya. Dana kita terbatas. Istilahnya low cost-high impact(LCHI). Selain berkenaan dengan kerja digital campaign, LCHI juga terkait campaign OOH yang terarah. Visibility yang optimal melalui OOH ditentukan oleh 3 hal : SIZE, CONTENT, PLACEMENT (SCP) tadi akan kita bahas satu-satu.
  
SIZE

Penting karena ukuran harus sesuai kebutuhan. Dan ini berkait dengan psikologis target iklan di lokasi dan situasinya. Di jalan tol/ utama, bando jalan (6x12m) dan billboard (5x10m atau 8x16m) adala yang paling efektif, tapi biaya SANGAT besar. Turun SIZE : baliho (4x6m) atau banner (1x3m atau 1x4m). Yang terpakai di jalan tipe A dan B adalah H-Banner dan T-Banner (1x5m). H-Banner adalah yang kita kenal dengan spanduk. T-Banner adalah yang kita kenal dengan umbul2. Yang 1 horizontal placement, satunya vertikal.  OOH di tepi jalan utama/ tol dan jalan A, selain biaya produksi tinggi, pajaknya juga. Ini wilayah DPP sampai dengan DPD-lah, ya.

Gbr 1.
Masih di jalan kelas A ada mini billboard ukuran 4x6m dan shop blind (biasa digunakan untuk branding nama toko) ukuran 1x2m. Masuk ke jalan kelas B dan gang-gang, ukuran mengecil ke Mini Banner (40x60cm atau 60x80cm), tempel di pagar/pohon/pagar. Lebih kecil lagi adalah poster (ukuran A4 atau A3) dan flyer atau brosur (ukuran A5) juga stiker berbagai ukuran. 

Oya, jalan kelas utama adalah tol dan jalan provinsi, jalan kelas A adalah jalan protokol, jalan kelas B adl ruas2 penghubung jalan protokol. Billboard di tepi jalan tol di Jakarta misalnya bisa mencapai 2,5 Milyar per tahun all-in. Kita gak bahas ini ya. Nantinya, pilihan SIZE sesuai situasi-kondisi lokasi dan target iklan akan mempengaruhi content dan placement.

Pernah lihat seperti ini (Gbr 1.)? Apakah kira-kira pesannya sampai? Kecil, sendiri di tepi jalan utama. Mini banner (60x80cm) tadi diletak di tepi jalan utama dan berdiri sendiri. Masih untung dipasang di mulut gang. Prinsip dalam memenej SIZE yang optimal sebagai berikut: Makin maksi size makin harus minimalis isinya.Kontennya singkat-padat.

Gbr 2.
Selain itu desain juga menentukan. Bagaimana kreatifitas akan menentukan iklan kita terlihat dan ‘mengena’ atau tidak. Ada daerah hijau, kuning, merah. Merah misalnya di pusat kota, sudah ada banyak OOH di sana, tak ‘nyleneh’ tak dilihat. ‘Nyleneh’ di media disebut “stands among the crowd”, harus beda jika dalam kerumunan, seperti di samping ini (Gbr 2.).

Di wilayah Jakarta ada billboard m*z*ne dan*amso*tek dengan tampilan 3D. Itu contoh agar ‘menonjol’ dalam ‘lautan’ OOH. Atau lihat bbrp OOH berikut ini, sangat cathcy. Kreativitas desain, biayanya bisa sama saja dengan yang lain,tapi impact berbeda.


Contoh OOH kreatif (Gbr 3).

Gbr 3.

Atau ini contoh OOH kreatif visibility - kategori wall painting (Gbr 4).

Gbr 4.

Kalau Dapilnya adalah kawasan rural, gunakan size kecil tapi banyak. Langsung ‘di depan mata’ pemilih. Contoh Flyer Chain yang digunakan AKP Turki (Gbr 5). Karena tergantung di atas jalanan, isi pesan minimalis.

Gbr 5.

Jika daerah urban, 1 billboard size besar cukup sebagai anchor. Selebihnya media-media kecil seperti poster di gang-gang dan flyer. Soal kreatifitas, warna, teks, desain dan lain-lain akan dibahas mendalam di bagian kedua tentang CONTENT. 

  
CONTENT

Penting karena yang kita ‘kirim’ adalah pesan. Pesan harus sampai dengann teks, grafis, warna, estetika. Berapa banyak message yang bisa ditangkap oleh target iklan yang melalui jalan tol, jalan kelas A, kelas B, jalan masuk gang?

Kemampuan membaca dan menangkap pesan target iklan tergantung speed/laju jalan, posisi OOH terhadap yang lain dan isinya. Waktu baca OOH besar di jalan tol/utama seperti Bando Jalan dan Giant Banner adalah 2 detik. Laju 60km/jam. Isi pesan maks 3. Waktu baca OOH seperti billboard, banner di tepi jalan A bisa 5 detik. Lebih jika macet. Isi pesan maksimal 5 termasuk gambar. Waktu baca OOH jalan tipe B, termasuk gang dan sub gang bisa 10-20 detik. Konten seperti proposal pun tak apaLagi: Makin besar media makin harus sedikit isi pesannya. Sebaliknya makin kecil media, isi boleh makin banyak. 3 konten di dalam OOH, contoh : HEADER, ISI PESAN, NAMA atau OWNER PROGRAM, contoh? di twit berikut.

Contoh PKS PEDULI IBU (header), PERIKSA PAP SMEAR GRATIS UNTUK 1000 IBU PADA 22/12/13 (isi pesan), BIDPUAN PKS (owner). Untuk ukuran lebih kecil, isi 5 pesan, bisa ditambahkan info lebih rinci, misal periode program, tagline, jabatan dan promise. Warna harus mencolok, font size sangat besar (jangan malu-malu) dan gambar pendukung yang mendominasi. Banyak terjadi, temanya CINTA, isinya gambar presiden partai lagi orasi berapi-api. Pas nge-desain OOH bertema cinta foto presiden yang ini ‘kan cakep.

Konten untuk OOH ukuran kecil boleh sangat detil, bahkan sampai program dan janji-janji serta banyak foto. Bahkan visibility keren lagi dibuat infografis (Gbr 6). Bikin size poster. Ini contoh aja, yang baca gak bosen.

Gbr 6.
Contoh size kecil (mini banner) yang proporsional dari segi desain, isi pesan, warna dan gambar (Gbr 7).

Gbr 7.

Contoh untuk media OOH besar seperti Billboard, Giant Banner atau Bando Jalan. Isi pesan minimal dan kena (Gbr 8)

Gbr 8.

 Atau yang ini, simple dan clear words (Gbr 9).

Gbr 9.

Atau yang ini. Clear and Clean (Gbr 10).

Gbr 10.

Maaf, untuk yang ini, dalam 2 detik kira-kira pesan apa yang kita tangkap? (Gbr 11)

Gbr 11.

 Beberapa contoh desain media OOH, bahkan tak hanya untuk billboard, di bidang aplikasi lain pun ok. (Gbr 12)

Gbr 12.

Ini juga, creative OOH media. (Gbr 13)

Gbr 13.

 Ini contoh, kekuatan pada IDE : isi pesan dan grafis. (Gbr 14)

Gbr 14.

PLACEMENT

Nah kita masuk ke bagian ke-3 baru nih. Tentang PLACEMENT. Taro dimana tuh atribut? Moga-moga masih betah.

PLACEMENT penting karena titik, posisi, frekuensi/ repitisi menentukan tingkat memorizing terhadap isi pesan yang disampaikan. Mini banner tak kan efektif jika tak dipasang berurutan minimal 10 pcs untuk menimbulkan kesan. Percuma. Mini billboard permanen ukuran 2x3m tinggalkan saja. Pajak mahal. Tak efektif jika tak berurut minimal 3 pcs. Baliho 4x6m efektif di persimpangan dan simpul-simpul macet. Karena non-permanen, placement-nya bisa benar-benar kita atur.

Satu OOH billboard mencukupi jika ada budget. 1 atau 2 di perbatasan kota (arah datang mobilisasi pengendara) cukup. H-Banner (spanduk) sesuai untuk jalan tipe B dimana kendaraan agak lambat dan wilayah padat penduduk. T-Banner (spanduk) cocok untuk event keramaian tapi jumlah harus banyak. T-Banner permanen lagi ngetren but mesti berjajar 10. Poinnya, medium kecil harus direpetisi. Poster, mini banner, harus terjajar banyak berurutan. Jika tidak, tak ber-impact.

Untuk pengetahuan, dalam beriklan, ada yang disebut “customer journey”, mulai bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Mengetahui “customer journey” membuat kita tahu posisi iklan mana saja yang target lihat. Bangun tidur : Baca e-mail atau twitter. Nonton TV sebentar. Keluar rumah lihat poster di gang. Di jalan dengar radio. Terus?  Lalu selama di jalan pergi-pulang kerja lihat OOH. Baca koran/magazine (majalah). Di rumah nonton TV. Itu daily journey. Maka idealnya, integrasi iklan adalah mulai digital/sosial-media, elektronik (TV, radio), OOH, dan media cetak.

Itu idealnya lho. Kalau tiap titik itu partai atau caleg ada iklannya, maka pesan benar-benar masuk di benak masyarakat.  Tapi tak pernah ada yang ideal. Maka tugas kita kerja optimal dengan apa yang ada. Semoga twit malam ini tentang visibility menjadi salah satu referensi. Perencanaan tentang SIZE, CONTENT dan PLACEMENT akan membantu budgeting yang efisien dengan hasil optimal, insya Allah.

Caleg di Dapil di daerah remote misalnya, tak perlu habis banyak di mini banner. Cetak flyer lalu sebar banyak-banyak. Cukup dulu twit tentang visibility, ya. Jangan lupa kerja-kerja availability juga supaya elektabilitas pun ikut terdongkrak. ■

Posting Komentar

1 Komentar

  1. waduh hebat banget tolong donk ringkas saja biar menyampaikannya juga mudah

    BalasHapus