![]() |
Salah satu Karya Ridwan Kamil, Masjid "Ka'Bah" di Kota Baru Parahyangan, Padalarang |
Presiden
PKS, HM Anis Matta Lc, pernah menyampaikan pendapatnya tentang
bagaimana visi PKS ingin membangun sebuah kota saat mengomentari
pencalonan Ridwan Kamil-Oded menjadi Cawalkot Bandung. Katanya,”Kita
ingin mengubah Bandung sesuai dengan maqomnya sebagai kota
internasional. Jadi harus dipimpin oleh orang yang mengerti tabiat urban
city.” Bagi saya, pernyataan ini menegaskan bahwa qiyadah (pemimpin)
kita ini mengerti betul bagaimana ke depan kita akan membangun sebuah
kota yang berperadaban.
Sangat beralasan jika PKS turut mengandalkan Cawalkot-Cawawalkot
Ridwan Kamil-Oded untuk membangun Bandung ke depan yang berperadaban.
Ridwan Kamil, sang maestro yang arsitek ini, meyakini pada masa depan
peradaban manusia ada di kota dan kalau salah mengelola kota hancurlah
peradaban. “Enam puluh persen (60%) warga dunia akan tinggal di kota
pada 2025,” katanya.
Ridwan, yang akrab dipanggil Emil ini mencontohkan, 60% warga
Jakarta akan rekreasi di Mall-mall bukan di Taman Menteng atau di
taman-taman lainnya. Menurutnya kota yang stres akan menghasilkan
generasi yang stres. Ini sebuah penegasan yang luar biasa dari seorang
Ridwan Kamil.
Pantaslah jika dia mendapat kepercayaan mengarsiteki berbagai
proyek besar di mancanegara. Mengutip dari Indonesia Proud, Ridwan telah
mengerjakan proyeknya di Singapura, Thailand, Vietnam, China, Hong
Kong, Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Karya-karya Ridwan di antaranya adalah Marina Bay Waterfront
Master Plan di Singapura, Suktohai Urban Resort Master Plan di Bangkok
dan Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar-UEA, demikian seperti di
tulis di Indonesia Proud.
Pantaslah kepada Ridwan yang memimpin perusahan Urban Indonesia
ini, disematkan berbagai penghargaan bergengsi baik kepadanya dan kepada
perusahaan yang dipimpinnya. Di antara berbagai penghargaan bergengsi
tersebut, sebagaimana dituliskan Indonesia Proud, adalah BCI Asia Top
10 Award untuk kategori Rancangan Bangunan Bisnis, juara dalam rancangan
Museum Tsunami di Aceh, pribadi yang memenangkan penghargaan
International Young Creative Entrepreneur of the Year dari British
Council pada 2006, dan penghargaan Green Design Award tingkat Asia dari
BCI.
Konsep rancangan Ridwan sangat berwawasan lingkungan, sebuah
konsep pembangunan kota berperadaban yang sudah diterapkan di kota-kota
besar dunia.
Inspirasi dari Ridwan ini sangat saya
rasakan selama perjalanan saya merantau ke luar Indonesia. Sedikitnya,
saya ingin mencoba mendeskripsikan bagaimana Kota Tainan di Taiwan
menjadikan kota sebagai tempat yang nyaman dan bersahabat (comfort and
friendly) bagi warganya.
Mudahnya begini, di sekitar tempat tinggal saya di Weguo Street
Lane 114 Tainan, di sisi kiri dan kanan apartemen tempat tinggal kami
terdapat taman kecil di sudut jalannya yang sekaligus mampu mengakomodir
terutama kebutuhan lansia dan anak-anak untuk bersantai dan bermain.
Ini baru gambaran di salah satu sudut kota dengan radius kurang dari 100
meter. Observasi saya membuktikan dalam radius 5 kilometer dapat
ditemukan hingga tiga taman besar yang memperhatikan kebutuhan warganya
tersebut.
Kita memimpikan pemerintah Indonesia juga menerapkan konsep
pembangunan perkotaan dengan konsep serupa. Ada ide kreatif dari orang
seperti Ridwan Kamil yang mampu membantu pemerintah mewujudkannya.
Jika
Ridwan-Oded terpilih membenahi Kota Bandung, sejarah akan mencatat
Ridwan sebagai orang kedua yang bertalenta membenahi kota besar di
Indonesia dengan keahliannya. Orang pertama adalah Heng Ngantung, mantan
Gubernur Jakarta bertahun yang lalu semasa pemerintahan Bung Karno.
Bung Karno yang menyukai cita rasa kota berperadaban ini, mempercayakan
kepada Heng Ngantung membenahi Jakarta dan sampai kini karyanya masih
bisa kita nikmati di Bundaran Hotel Indonesia, Tugu Selamat Datang.
Mudah-mudahan jika dipercaya masyarakat kota Bandung untuk memimpin,
Ridwan akan mampu memberikan yang terbaik bagi pembangunan kota Bandung.
Seperti inilah konsep Ridwan Kamil. Bagaimana perusahan dapat
membantu pemerintah menyediakan ruang terbuka hijau dengan taman-taman
bermain yang unik dan menarik. Konsepnya adalah one village, one
playground.
Ridwan yang aktif bersama Bandung Creative City Forum dan terpilih
menjadi penasihat ekonomi kreatif bukan di negaranya sendiri, tapi
dipercaya di Taiwan mengimbuhkan: Do your creativity to change the
society. Kreativitas harus merubah permasalahan yang ada di masyarakat.
Menurutnya, hanya kreativitaslah yang akan merubah kota Bandung.
Ide kreatif Ridwan lainnya adalah membuat proyek “Enerbike”,
create your own energy. Mengayuh sepeda untuk mengahasilkan energi
listrik dari hasil keringat sendiri. Ide unik ini menambahkan
kematangannya dalam menerapkan konsep pembangunan yang menghasilkan
green energy, sebagaimana ia juga membangun rumahnya dari 30.000 ribu
botol bekas. Sebuah ide kreatif yang telah mendapatkan anugerah dari
Asian Green Award.
Ikhwah fillah, Ridwan Kamil yang telah menghasilkan beberapa karya
besar (masterpiece) ini patut dijadikan contoh yang baik. Ingatanya
kepada nasihat almarhum ayahnya yang selalu menginspirasinya untuk
membangun Indonesia menjadi lebih baik boleh ditiru. Beginilah nasihat
ayah Ridwan sebelum meninggal dunia pada 1995, pesan ayahnya,”Emil ada
empat tipe pemuda Indonesia”:
Pintar tapi tidak peduli dengan Indonesia. Mereka adalah generasi
cerdas berpendidikan luar negeri. Generasi twitter. Generasi Facebook,
tetapi tidak peduli dan tidak bangga dengan Indonesia.
Peduli tapi tidak pintar. Pemuda yang suka demo-demo tapi dibayar dan sok aktif.
Tidak pintar dan tidak peduli. Mereka adalah preman-preman di pasar.
Pemuda
pintar dan peduli. Sekolah, cerdas dan begaul tapi peduli juga terhadap
Indonesia. Peduli terhadap kemiskinan, peduli terhadap permasalahan,
peduli terhadap krisis energi dan sebagainya.
Ayahnya berpesan,”Jadilah pemuda tipe keempat”. Nah ikhwah fillah,
semoga juga kita bisa mengikuti pesan ayah Ridwan ini untuk menjadi
generasi yang bermanfaat bagi Indonesia.
Ikhwah fillah,
di sebuah cafe salah satu sudut kota New Delhi di India, Ridwan
menemukan sebaris tulisan inspiratif yang berbunyi: “Be the change you
want to see in the world” dari Mahatma Gandhi. Kalau anda ingin merubah
sesuatu, jadilah perubahan itu sendiri.
Ridwan berpesan kepada kita bahwa yang membedakan kita adalah
inovasi. Kita bukan follower, kita harus menjadi trend setter, kita
harus mejadi winner, dan kita harus menjadi leader. Pesan penting ini
sangan relevan bagi kader-kader dakwah di seluruh dunia. Selamat
berjuang![].
Tainan, 6 April 2013
Abi Fahmi Azizi
@abifahmiazizi
0 Komentar