Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota
Bandung, Agus Andi Setyawan, menegaskan pentingnya kesadaran kolektif
masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah. Ia menyebut setiap keluarga
di Kota Bandung rata-rata menghasilkan 0,6 kilogram sampah per hari. Jika
dikalikan dengan jumlah penduduk, total sampah yang dihasilkan mencapai sekitar
1.500 ton per hari.
“Artinya, sampah hari ini harus
diselesaikan hari ini juga. Tidak bisa ditunda. Dan wujud penyelesaiannya tidak
lain dimulai dari tingkat keluarga,” ujar Agus.
Agus mengungkapkan bahwa dirinya
telah lama menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan rutin memilah dan
mengolah sampah rumah tangga. Ia mempraktikkan berbagai metode pengolahan
sampah organik, seperti komposter, Keng Empos (karung ember kompos), Loseda
(lodong sésa dapur), dan Wasima (wadah sisa makanan).
Melalui metode tersebut, sampah
organik diproses setiap hari. Misalnya, pada penggunaan Loseda, kulit pisang
dan sisa dapur lainnya dipotong kecil terlebih dahulu agar proses penguraian
lebih cepat dan tidak menimbulkan bau. Hasil kompos yang diolah pun dimanfaatkan
untuk menyuburkan tanaman di lingkungan rumah.
“Sampah akan menjadi masalah
ketika kita tidak bijak dalam mengelolanya. Padahal Rasulullah SAW mengajarkan
bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman,” ujarnya. Ia menambahkan, sikap
tidak bijaksana dalam memilah dan mengolah sampah mencerminkan lemahnya
kepedulian terhadap nilai kebersihan yang diajarkan agama.
Agus berharap masyarakat Kota
Bandung semakin memahami bahwa solusi utama persoalan sampah ada pada perilaku
masing-masing keluarga. Dengan pengelolaan yang benar, masalah sampah dapat
diurai lebih cepat dan beban kota dapat berkurang secara signifikan.
0 Komentar