Banyak destinasi dan potensi yang
bisa dikembangkan menjadi sumber pendapatan baru.
Ketua DPRD Kota Bandung, Asep
Mulyadi mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengoptimalkan sektor
pariwisata dan
pemanfaatan aset daerah sebagai strategi menghadapi potensi penurunan
pendapatan tahun anggaran 2026.
Hal ini ia sampaikan menyusul
proyeksi berkurangnya Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat
sekitar Rp 658 miliar di tahun 2026.
Menurut Asep, kondisi tersebut
menjadi alarm bagi Pemkot Bandung agar mulai menata ulang sumber-sumber
pendapatan asli daerah (PAD) secara lebih kreatif dan berkelanjutan. Ia
menilai, potensi ekonomi lokal, khususnya di sektor pariwisata dan pengelolaan aset,
masih sangat besar untuk digarap secara serius.
“Bandung ini kota yang ngangenin
dalam berwisata. Banyak destinasi dan potensi yang bisa dikembangkan menjadi
sumber pendapatan baru bagi daerah,” ujar Asep, Rabu (12/11/25).
Ia menambahkan, optimalisasi
pariwisata bukan hanya tentang mempercantik destinasi, tetapi juga membangun
ekosistem yang melibatkan pelaku usaha, UMKM, hingga masyarakat sekitar. Dengan
demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat pada wilayah tertentu,
melainkan merata dan berkelanjutan.
Selain sektor wisata, Asep
menekankan pentingnya optimalisasi aset-aset milik Pemkot Bandung. Menurutnya,
banyak aset yang hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal, baik berupa
tanah, gedung, maupun fasilitas publik yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Kalau aset bisa dikelola dengan
baik, maka PAD akan
meningkat tanpa perlu menambah beban pajak kepada masyarakat,” tuturnya.
Asep juga mengingatkan agar upaya
penyesuaian anggaran tidak mengganggu Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi
warga Kota Bandung. Ia menegaskan, kebutuhan dasar masyarakat seperti
pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik harus tetap menjadi prioritas utama.
“Dengan pengelolaan potensi lokal
secara optimal, saya yakin standar pelayanan minimal bagi warga Bandung tidak
akan terganggu,” pungkasnya.
0 Komentar