DPRD Soroti Lonjakan Kasus HIV/AIDS di Bandung

 

Lonjakan kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mendapat sorotan tajam dari DPRD Kota Bandung. Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandung, Iman Lestariyono, menekankan pentingnya ketegasan pemerintah dalam merespons situasi yang sudah sangat mengkhawatirkan.

Selama lima tahun terakhir, peningkatan kasus HIV/AIDS di Bandung berkisar antara 20 hingga 30 persen setiap tahun. Menurut Iman, angka ini berasal dari banyaknya temuan hasil tes HIV/AIDS di berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan di kota tersebut.

HIV/AIDS

“Data di Kota Bandung ini belum tentu KTP dari Kota Bandung, karena yang dihitung itu yang terdata di rumah sakit yang ada di Kota Bandung. Bisa saja dia orang luar Kota Bandung dan faktanya memang demikian gitu,” jelas Iman saat dihubungi, Minggu, 3 Agustus 2025.

Ia menyebut, hingga kini belum ada pemisahan data secara jelas antara warga Bandung dan pendatang. 

“Ya, karena belum bisa dipisahkan berapa yang Kota Bandung, asli KTP-nya. Intinya itu yang terdapat di rumah sakit di dalam Kota Bandung ini secara data ya,” tambahnya.

Terkait penyebab utama lonjakan kasus, Iman mengakui bahwa hubungan sesama jenis, khususnya laki-laki dengan laki-laki, menjadi faktor dominan. Namun, ia menegaskan bahwa faktor penyebabnya tidak tunggal.

“Penyebabnya pasti tidak satu ya. Penyebabnya tidak satu, hubungan sesama jenis gay itu terutama gitu. Ya artinya kan intinya ada penyimpangan seksual gitu ya,” beber Iman.

Penularan, lanjutnya, juga bisa terjadi dari penggunaan jarum suntik atau melalui kontak dengan anggota keluarga yang telah terinfeksi. Ia turut menyoroti pergaulan bebas yang kini merambah kalangan remaja.

“Yang ngeri sekarang urusan hubungan seksual yang tidak seharusnya di luar nikah ini juga sudah menjamur di level remaja. Karena faktor penularannya bisa juga dari jarum suntik mungkin dan dari hal-hal yang lainnya gitu,” paparnya.

Karena itulah, ia menekankan bahwa pendekatan penanganan HIV/AIDS tidak bisa dilakukan secara parsial. “Dan tadi secara penyebab juga tidak satu faktor walaupun tadi ada angka yang mungkin faktor GAY itu lebih, yang menurut saya tidak bisa dipisah-pisah karena ini kan harus holistik penanganannya,” ucap Iman.

Menurutnya, langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah harus mencakup aspek edukasi, pendekatan keagamaan, dan regulasi yang jelas serta tegas. Ia menyoroti pentingnya keberanian pemerintah dalam mengambil sikap melalui political will.

“Ada unsur edukasi, edukasinya dari sisi agama pasti kemudian dari regulasi pemerintah, pusat, provinsi perlu ketegasan. Nah bagaimana gitu, ini kan butuh ketegasan ya, butuh ketegasan secara regulasi dan juga ketegasan secara pelaksanaan dari regulasi tersebut,” tegas Iman.

Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Jawa Barat mencatat bahwa Kota Bandung merupakan wilayah dengan temuan kasus tertinggi di provinsi tersebut selama lima tahun terakhir.

“Kalau ditanya meningkatnya di daerah mana, rata-rata semua meningkat ya. Cuma yang paling banyak ditemukan itu ya di Kota Bandung gitu. Rata-rata sih 20-30% itu meningkatnya begitu,” ujar Landry Kusmoso, Pengelola Program KPA Jawa Barat.

Landry menjelaskan, lonjakan itu juga dipicu oleh banyaknya rujukan dari rumah sakit di berbagai daerah yang datang ke Kota Bandung, khususnya ke RSHS.

“Baik itu yang sengaja mau pengen tes atau dari rujukan lain-lain, terutama RSHS. RSHS itu kan banyak rujukan dari rumah sakit kabupaten kota lain,” kata Landry

Posting Komentar

0 Komentar