57 persen pemilih Indonesia mayoritas adalah pemilih milenial, ini menjadi
fokus perhatian bagi setiap partai dan calon anggota legislatif saling berebut
suara. Oleh karena itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tiap hari bertatap muka memberikan
edukasi politik kepada generasi milenial. Hal ini dilakukannya untuk meningkatkan
partisipasi politik terhadap para generasi muda sebagai pemilih muda.
PKS menyakini edukasi politik akan berdampak dengan antusiasme keterlibatan
para generasi milenial sebagai pemilih pemula dapat menambahkan animo serta ikut
serta berpartisipasi dalam pergelaran pesta demokrasi yang akan digelar
serentak pada 17 April mendatang.
Kader PKS sedang melakukan sosialisasi
Semangat kader-kader PKS mensosialisasikan pada generasi milenial ditunjukan
dengan berbagai cara kreatif sehingga tak jenuh dan membosankan saat diberikan
edukasi politik. Entah melalui bertatap muka hingga berinteraksi didunia maya
karena bagaimanapun juga generasi milenial menjadi lumbung suara yang dapat
menentukan pilihan pada Pemilu mendatang.
Anak milenial termasuk dalam kategori psikografis yang basisnya adalah
prilaku. Kaum milenial menempatkan social
media menjadi channel yang paling
menentukan karena penggunaannya makin meluas dan paling dipercaya. Karena itu
dalam gelaran pemilu 2019, PKS berkeinginan merebut kaum milenial, maka kemungkinan
besar akan menang dalam pesta demokrasi.
Cara komunikasi yang paling efektif dengan generasi milenial adalah
dengan saluran social media. Ini telah
menjadi sarana yang penting bagi kedua calon presiden untuk menyusun program
strategis yang menyasar kepentingan milenial dan membentuk opini politik pada
pemilu 2019.
0 Komentar