Tausiyah Kebangsaan Presiden PKS kepada Presiden RI

Presiden Anis Matta dalam sambutannya pada acara Silaturahmi Kebangsaan yang deiselnggarakan DPP Partai Golkar

Selalu ada kejutan pada setiap Orasi HM. Anis Matta. Opening yang cair, pilhan kata yang cerdas dan tajam serta gestur yang memikat, itulah ciri yang sekarang dimiliki oleh Presiden PKS ini. Simak saja pidato sambutan Anis Matta dalam acara Silaturahmi yang diadakan oleh DPP Partai Golkasr yang dihadiri juga oleh Presiden RI dan wakilnya.:
Saya ingin mengapresiasi secara khusus Ide Silaturahmi kebangsaan, khusus untuk bang Ical dan keluarga partai Golkar. Ini adalah sebuah ide brilian, bukan hanya karena mempertahankan tradisi kemajemukan dan kebersamaan sebagai bangsa, tetapi juga membuat kompetisi politik kita menjadi asik. (aplaus dari peserta)
Ini mengubah situasi politik dari “Dangerous Game”, sesuatu  yang berbahaya menjadi permainan yang atraktif, Seru tetapi tidak berbahaya (aplaus),
Tadi Fahri Hamzah berbisik : “itulah bedanya partai yang berkuasa selama 32 tahun, (aplaus,.. bang Ical tertawa lebar...) ...Jadi kalau mau berkuasa lagi, memang pantas-pantas juga,... (aplaus lagi..) dan saya harus lebih banyak lagi belajar kepada para senior, khususnya yang ada di partai Golkar.
Kadang ada jeda dalam kekuasaan itu,.tetapi akumulasi pengalaman yang panjang, selalu membuat orang menjadi jauh lebih matang, daripada oarng yang baru bermain di pentas politi di negeri ini.(aplaus..)
Menyatukan kata silaturahmi dan kebangsaan ini adalah satu semangat yang luarbiasa didalam sejarah bangsa kita semuanya. Kita menggunakan momen idel fitri untuk melakukan perbaikan berkesinambungan dalan hidup kita. Tapi karena berhubungan dengan perayaan ultah negara kita,.momen ini sekaligus menyadarkan kita tentang satu tema tentang apa sih korheliu 9nilai utama) masyarakat kita ini,.. apa cara berpikir yang membentuk struktur pemikiran orang Indonesia secara umum, dan itu adalah Gotong Royong,....
Jadi orang Indonesia itu mempunyai Mind Set Kolektivisme,.. kalau mereka berbeda, mereka tidak berfikir mana yang benar mana yang salah, tetapi mereka memilih mana yang baik dari si A, si B dan Si C. Digabung jadi satu. Dan cara berfikir kolektivisa  inilah yang ada di dalam proses peumusan pancasila, sebelum negara kita lahir. Dan ini dimungkinkan karena kita sudah lahir sebagai bangsa, sebelum negara kita lahir. Sumpah Pemuda tahun 2008 (maksudnya 1928, AM salah menyebut) itu adalah deklarasi lahirnya sebagai bangsa, sedangkan Proklamasi 17 Agustus 1945 deklrasi lahirnya negara.
Inilah yang menyebabkan saya saya selalu yakin bahwasanya, mungkin  da faktor disintregasi di negara kita, tetapi itu tidak akan bisa memecah kita sebagai bangsa ( aplaus...)
Baik pengalaman kita di masa Orde lama dan orde baru, .. dapat dikatakan kita sudah melelaui “critical moment” sebagai negara baru.  Dan kita tidak bisa lagi berbicara tentang Indoensia yang rapuh,..dan setelah 14 tahun melewati masa Reformasi, kita juga telah memalui Critical Moment dari proses tyransisi demokrasi kita. DAN JIKA ADA YANG PATUT KITA SYUKURI DARI KEPEMIMPINAN PAK SBY SELAMA PERIODE INI, INILAH SALAH SATUNYA (APPLAUSS, pak SBY mengangguk-angguk)..
Jadi kita tidak lagi berbicara tentang Indonesia yang rapu dan demokrasi yang rapuh,..kita hampir menuntaskan kerja-0kerja bangsa kita dalam proses menuju negara demokrasi yang matang ini.
Itu sebabnya saya yakin, Insyaallah, pemilu 2014 yang akan datang,.itu adalah pemilu yang akan megantarkan kita menjadi bangsa yang lebih kuat dan sudah wktunya memberi kontribusi yang besar bagi  kehidupan umat manusia di dunia secara global.  (applaus)
Sehingga kita tidak lagi sekedar memikirkan persoalan kita di dalam negeri tetapi juga berpikir untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di luar sana sebagai sebuah negara besar dan saya kira itulah, dalam istilah para ulama kita, maqom yang pantas bagi negara kita di masa yang akan datang (applaus)
Orasi ditutup dengan ucapan terimakasih dan permohonan maaf  dalam rangka iedul Fitri dan do’a.
Naskah ini ditulis dan hampir tidak ada bagian yang dihilangkan, karena hampir seluruh isi pidato Ust. Anis Matta berbobit dan sayang untuk dihilangkan. Wallahu a’lam.
(ahadi)








Posting Komentar

0 Komentar